Tiga Gunung Api di Sulawesi Utara Ditetapkan Siaga, Warga Diminta Patuhi Radius Bahaya

Tiga gunung api di Sulawesi Utara ditetapkan Siaga

Jember Pos – Tiga gunung api di Provinsi Sulawesi Utara kini berstatus Siaga (Level III) setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Ketiga gunung api yang dimaksud adalah Gunung Awu, Gunung Lokon, dan Gunung Karangetang, yang saat ini berada di bawah pengawasan ketat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, mengonfirmasi bahwa status Siaga telah ditetapkan setelah aktivitas vulkanik di ketiga gunung tersebut meningkat dalam beberapa waktu terakhir. “Ketiga gunung api yang berstatus Siaga yaitu Gunung Awu, Gunung Lokon, dan Gunung Karangetang,” ungkap Hadi melalui sambungan telepon di Manado, Selasa (12/11).

Sebelumnya, status Siaga Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe sudah lebih dulu ditetapkan setelah adanya peningkatan frekuensi kegempaan. Gunung Awu yang terletak di wilayah Kepulauan Sangihe ini dikenal dengan aktivitas vulkaniknya yang cukup tinggi, sehingga status Siaga perlu diberlakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi.

Sementara itu, Gunung Lokon yang berada di Kota Tomohon, serta Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, baru-baru ini juga dinaikkan statusnya dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Kenaikan status ini dilakukan setelah analisis mendalam terhadap aktivitas seismik dan geologi yang menunjukkan adanya potensi bahaya yang semakin besar.

Hadi Wijaya menekankan bahwa dalam situasi seperti ini, sangat penting bagi warga sekitar gunung api untuk mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG, khususnya mengenai radius bahaya. Setiap gunung api memiliki radius bahaya yang berbeda, tergantung pada tingkat ancaman yang ditimbulkan. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam zona yang telah ditentukan untuk menghindari risiko bencana yang lebih besar.

“Radius bahaya yang direkomendasikan untuk setiap gunung berbeda-beda. Namun, yang paling penting adalah bagaimana warga mematuhi radius bahaya yang direkomendasikan,” ujar Hadi. Menurutnya, kepatuhan terhadap rekomendasi ini akan sangat membantu meminimalkan dampak yang timbul jika terjadi erupsi mendadak.

PVMBG juga mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan informasi terkini dari pihak berwenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak terverifikasi. Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gunung api ini bisa sangat besar, seperti hujan abu, lahar, dan bahkan letusan eksplosif yang bisa merusak lingkungan serta mengancam keselamatan jiwa. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan.

Selain itu, untuk menjaga keselamatan, pihak PVMBG juga aktif melakukan pemantauan terhadap ketiga gunung api tersebut, serta terus mengeluarkan peringatan dini yang sesuai dengan perkembangan aktivitas vulkanik. Dengan adanya komunikasi yang baik antara pihak PVMBG dan masyarakat, diharapkan dampak bencana dapat diminimalkan dan dapat segera diatasi apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Pemerintah daerah juga diminta untuk memperkuat sistem peringatan dini di wilayah yang berdekatan dengan gunung api tersebut, serta menyediakan tempat-tempat evakuasi yang aman bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai prosedur evakuasi dan penanganan bencana alam juga sangat penting agar mereka siap menghadapi situasi darurat.

Dengan tingginya potensi bencana yang dapat terjadi, semua pihak harus berkolaborasi untuk memastikan keselamatan warga dan mitigasi bencana yang lebih efektif di masa mendatang.

You might like

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *