Serangan Udara Israel Hancurkan Fasilitas Senjata Hizbullah di Beirut, Enam Tewas

Serangan Udara Israel Hancurkan Fasilitas Senjata Hizbullah di Beirut, Enam Tewas

Jember Pos – Militer Israel mengklaim bahwa serangkaian serangan udara yang mereka lakukan selama beberapa pekan terakhir telah berhasil menghancurkan sebagian besar fasilitas produksi dan penyimpanan senjata serta rudal milik Hizbullah yang terletak di pinggiran selatan Beirut. Pernyataan ini disampaikan oleh pihak militer Israel pada Selasa (12/11), beberapa jam setelah pesawat-pesawat tempur mereka melancarkan serangan udara besar-besaran pada siang hari di daerah tersebut.

Serangan tersebut dilaporkan sebagai salah satu yang paling masif yang terjadi di wilayah selatan Beirut sejak dimulainya konflik antara Israel dan Hizbullah. Menurut laporan dari media Lebanon yang mengutip sumber lokal, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Sebanyak 13 serangan udara dilaporkan menghantam beberapa bangunan sipil serta dua pusat kesehatan, menyebabkan kepulan asap hitam yang tebal di langit sekitar area tersebut.

Pihak militer Israel dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa serangan ini dilakukan berdasarkan intelijen yang mereka miliki, yang memandu mereka untuk menargetkan situs-situs Hizbullah yang berada di pinggiran selatan Beirut. Meski begitu, hingga saat ini Hizbullah belum memberikan komentar resmi mengenai klaim yang disampaikan oleh militer Israel tersebut, maupun tentang serangan-serangan yang terjadi baru-baru ini.

Israel telah berulang kali menyatakan bahwa Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, telah mendirikan puluhan fasilitas produksi dan penyimpanan rudal serta roket di dalam bangunan-bangunan sipil yang terletak di daerah padat penduduk di selatan Beirut selama dua dekade terakhir. Israel menuduh Hizbullah menggunakan lokasi-lokasi sipil sebagai tempat untuk menyembunyikan persenjataan mereka, yang menurut mereka menjadi alasan utama di balik serangan-serangan udara ini.

Meskipun serangan-serangan Israel sering kali menargetkan fasilitas militer, kritik internasional juga mengemuka terkait potensi dampak negatif terhadap warga sipil yang tinggal di dekat fasilitas-fasilitas yang menjadi sasaran serangan. Keberadaan fasilitas-fasilitas milik Hizbullah yang terletak di daerah yang padat penduduk ini semakin mempersulit situasi, di mana target militer Israel berada di tengah-tengah pemukiman sipil, meningkatkan risiko jatuhnya korban di kalangan warga yang tidak terlibat dalam konflik.

Sementara itu, ketegangan antara Israel dan Hizbullah terus meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan-serangan udara Israel dan respon dari Hizbullah. Grup militan tersebut telah mengumumkan bahwa mereka akan membalas serangan Israel, dan ini menambah kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dari konflik yang sudah berlangsung lama.

Israel dan Hizbullah telah terlibat dalam sejumlah konflik sejak kelompok militan tersebut muncul sebagai kekuatan besar di Lebanon pada awal tahun 2000-an. Perang terakhir antara kedua pihak terjadi pada tahun 2006, yang berlangsung selama lebih dari sebulan dan menewaskan ribuan orang serta menyebabkan kerusakan besar di kedua belah pihak. Ketegangan yang terus berlanjut, dengan serangan udara dan balasan, menunjukkan bahwa potensi terjadinya konflik lebih besar tetap ada, dan memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut.

Di tengah kekhawatiran akan dampak kemanusiaan yang lebih besar, masyarakat internasional terus mendorong upaya-upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah, meskipun hingga saat ini belum ada tanda-tanda tercapainya kesepakatan damai yang dapat mengakhiri ketegangan yang sudah berlangsung lama ini.

You might like

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *