Jember Pos – Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Aan Suhanan, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah memberikan bantuan trauma healing atau penyembuhan trauma kepada para korban kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat, pada Senin (11/11). Trauma healing ini diberikan sebagai upaya untuk membantu korban, khususnya yang masih mengalami dampak psikologis dari kecelakaan tersebut.
“Polres Purwakarta sudah mengirimkan psikolog untuk melakukan trauma healing,” kata Aan dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa. Ia menjelaskan bahwa bantuan ini dilakukan untuk memulihkan kondisi mental korban, agar trauma yang mereka alami tidak berlangsung lama dan mengganggu kehidupan mereka. Hal ini menjadi lebih penting mengingat ada sejumlah korban yang masih di bawah umur.
Kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang ini melibatkan sebuah truk dan 17 kendaraan roda empat, yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 27 orang lainnya mengalami luka-luka. Saat ini, para korban yang mengalami luka-luka sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Abdul Rojak, Purwakarta. Polisi dan tim medis memberikan perhatian penuh untuk memastikan pemulihan fisik dan mental para korban, terutama yang mengalami trauma berat akibat kecelakaan tersebut.
Salah satu korban yang masih mengalami trauma adalah sopir truk yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Karena kondisi sopir yang masih terguncang akibat peristiwa tersebut, polisi belum melakukan pemeriksaan terhadapnya. “Sementara belum (diperiksa, red). Tadi masih trauma, mungkin masih istirahat. Jadi, kita tunggu kondisinya kembali sehat agar memungkinkan untuk diperiksa,” ujar Aan.
Kecelakaan beruntun tersebut terjadi pada Senin sore di Tol Cipularang KM 92, yang menghubungkan Bandung dengan Jakarta. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh polisi, kecelakaan itu berawal ketika sebuah truk menyeruduk 17 mobil yang sedang melaju di jalan tol. Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menemukan bahwa truk tersebut berada pada gigi persneling yang tinggi saat kecelakaan terjadi. “Kami ke tempat kejadian perkara (TKP). Di situ, turunan lebih kurang 5 kilometer sampai TKP. Kemudian didapatkan fakta bahwa posisi persneling ada di gigi empat. Artinya ini gigi tinggi, sementara di situ jalan turunan,” jelasnya.
Mengingat kecelakaan ini melibatkan banyak kendaraan dan menimbulkan korban jiwa serta luka, pihak Korlantas Polri segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Selasa pagi pukul 07.10 WIB untuk mendalami lebih lanjut penyebab kecelakaan. “Penyebabnya masih kami selidiki. Bisa faktor manusia, bisa faktor kendaraan itu sendiri, bisa faktor jalan maupun cuaca. Ini semua akan kami selidiki,” kata Aan.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, polisi akan mengevaluasi beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut. Faktor-faktor seperti kelalaian pengemudi, kondisi kendaraan yang terlibat, kondisi jalan, serta cuaca saat kejadian akan menjadi fokus utama dalam penyelidikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akar penyebab kecelakaan, sehingga bisa mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dalam situasi seperti ini, bantuan trauma healing sangat penting untuk membantu korban agar dapat segera pulih dan melanjutkan hidup mereka. Polisi berharap dengan adanya bantuan ini, para korban yang mengalami luka dan trauma dapat mendapatkan pemulihan yang cepat dan kembali melanjutkan aktivitas mereka tanpa ada gangguan psikologis yang berlarut-larut. Pihak kepolisian juga terus memantau perkembangan kondisi korban yang sedang dirawat dan berkomitmen untuk memberikan bantuan maksimal.