
Jember Pos – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, memberikan peringatan serius pada hari Jumat mengenai potensi serangan Israel terhadap fasilitas nuklir sipil Iran, menyebut tindakan tersebut sebagai “provokasi serius.” Dalam konferensi pers yang diadakan di Vientiane, Laos, Lavrov menegaskan bahwa meskipun ketegangan di kawasan meningkat, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) belum melaporkan adanya indikasi militerisasi dalam program nuklir Iran.
Lavrov menekankan pentingnya berpegang pada fakta-fakta yang ada. Dia mencatat bahwa di hampir setiap negara, ada politisi dan anggota parlemen yang mungkin mengungkapkan posisi yang tidak selalu mencerminkan strategi atau kebijakan pemerintah mereka. Hal ini, menurutnya, sering kali terjadi dalam situasi seperti ini. “Jika rencana atau ancaman untuk menyerang fasilitas nuklir damai Republik Islam Iran terwujud, itu akan menjadi provokasi yang sangat serius,” tambahnya.
Pekan ini, parlemen Iran juga mempertimbangkan untuk menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan serangan rudal dari Israel. Ketegangan yang meningkat di kawasan ini tidak hanya berkaitan dengan nuklir, tetapi juga dengan serangan udara dan darat yang terus dilakukan oleh Israel di Lebanon dan Gaza.
Sebagai respons terhadap serangan Israel, Iran baru-baru ini meluncurkan rudal ke wilayah Israel, yang dianggap sebagai balasan terhadap pembunuhan kepala Hamas, Ismail Haniyeh, serta pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menanggapi tindakan ini dengan bersumpah bahwa Iran akan “membayar” atas serangan tersebut.
Ketegangan ini menyoroti kerentanan situasi di Timur Tengah, di mana tindakan provokatif dari satu pihak dapat memicu reaksi berantai dari pihak lainnya. Lavrov menekankan pentingnya menjaga komunikasi yang terbuka dan menghormati komitmen internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Kondisi ini menciptakan kekhawatiran di kalangan negara-negara lain mengenai stabilitas kawasan dan potensi dampak yang lebih luas jika konflik ini terus berkepanjangan. Peringatan Lavrov menegaskan bahwa setiap tindakan yang dapat dianggap sebagai provokasi, terutama dalam konteks fasilitas nuklir, perlu ditangani dengan hati-hati untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan.
Secara keseluruhan, situasi ini mencerminkan kompleksitas dan ketegangan yang terus berlangsung di kawasan, di mana berbagai aktor internasional memiliki kepentingan dan agenda yang saling bertentangan. Dialog dan diplomasi dianggap sebagai langkah penting untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi yang lebih damai.