Jember Pos – Peran teknologi dalam dunia kesehatan semakin menunjukkan dampak positif, terutama dalam mempercepat dan mempermudah proses diagnosis penyakit. Hal ini memunculkan keyakinan bahwa teknologi tidak akan menggantikan peran dokter, melainkan justru akan mendukung mereka dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih baik. Menurut Presiden Direktur Mandaya Hospital Group, dr. Benedictus Widaja, penggunaan teknologi dalam sektor kesehatan sangatlah krusial. Dalam keterangannya di Tangerang, ia menyatakan, “Sebenarnya, penggunaan teknologi di dunia kesehatan tidak perlu dikhawatirkan, karena memang itu dibutuhkan untuk mempercepat diagnosa pasien. Dengan demikian, pasien bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat.”
Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah robot operasi yang dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan presisi dalam proses pembedahan. Teknologi ini memungkinkan pemulihan pasien yang lebih cepat berkat sayatan yang lebih kecil. “Misalnya, kami memiliki robot operasi untuk penanganan penggantian lutut yang memungkinkan pembuatan model 3D dari sendi lutut selama operasi, tanpa perlu melakukan pemindaian CT atau MRI,” ungkap dr. Benedictus. Dengan kehadiran teknologi ini, proses bedah menjadi lebih efisien dan aman bagi pasien.
Dalam konteks diagnosis, teknologi memainkan peran penting dalam mendeteksi penyakit seperti tumor dan kanker. Melalui alat-alat canggih seperti CT Scan dan MRI, dokter dapat dengan cepat mengidentifikasi area tubuh yang bermasalah. “Pada diagnosis tumor dan kanker, misalnya, hasil CT Scan atau MRI akan menunjukkan bagian tubuh mana yang sedang dalam masalah sehingga dokter bisa langsung mengetahui titik mana yang perlu diperhatikan. Terkadang, lokasi tumor atau benjolan tidak terlihat dengan pengamatan kasat mata,” jelasnya.
Namun, meskipun perkembangan teknologi di dunia kesehatan sudah sangat pesat, masih ada tantangan dalam distribusi dan aksesibilitasnya di seluruh wilayah Indonesia. Chief Officer Marketing GEA Medical, Endrajaya Tjen, menyoroti bahwa tidak semua rumah sakit memiliki peralatan canggih. “Ada beberapa rumah sakit yang terpaksa merujuk pasien ke tempat lain karena keterbatasan alat. Hal ini menjadi tantangan bagi penyedia alat kesehatan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” ujarnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah distribusi alat kesehatan, terutama ke daerah terpencil atau kepulauan. “Contoh di Kalimantan, ada satu wilayah di mana ketika kami mengirim alat ke kota besar, kami harus mendiskusikan lagi transformasinya ke tujuan aslinya,” tambahnya. Tantangan ini menunjukkan perlunya kerja sama yang baik antara penyedia alat kesehatan dan fasilitas medis di daerah untuk memastikan bahwa teknologi dapat diakses oleh semua pasien, tanpa terkecuali.
GEA Medical juga telah memperkenalkan teknologi terbaru dalam mendiagnosis kanker payudara, yaitu PET Scan dan CT Scan. Layanan ini menggunakan sistem pencitraan medis yang canggih. CT Scan memanfaatkan sinar-X untuk menghasilkan gambar, sementara PET Scan menggunakan bahan radioaktif yang memancarkan energi. Kedua teknologi ini memberikan informasi yang lebih detail dan akurat dalam proses diagnosis, sehingga dokter dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam perawatan pasien.
Dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada, sektor kesehatan di Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan medis. Inovasi dalam diagnosis dan pengobatan adalah langkah penting untuk menjamin bahwa setiap pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dan efektif. Oleh karena itu, semua pihak—baik penyedia layanan kesehatan, produsen alat medis, maupun pemerintah—perlu bekerja sama untuk memastikan teknologi kesehatan dapat diakses secara merata dan efisien di seluruh Indonesia. Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi tanpa harus khawatir akan kehilangan kehadiran tenaga medis yang profesional.