Jember Pos – Pengamat isu strategis nasional dan politik internasional, Prof. Imron Cotan, mengungkapkan bahwa Indonesia perlu memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi pemerintahan Presiden Donald Trump. Menurut Imron, meskipun terpilihnya Trump bisa membawa tantangan dalam hubungan kedua negara, Indonesia sebagai negara dengan posisi strategis harus melihatnya sebagai peluang untuk memperkuat peran globalnya.
Imron menjelaskan bahwa meskipun ada kemungkinan kesulitan dalam pola hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat, Indonesia harus tetap optimis dalam menyikapi kebijakan luar negeri AS. Dia menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memastikan bahwa keputusan politik luar negeri negara ini dapat diterima dengan baik oleh AS, terutama dalam konteks hubungan Indonesia dengan kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
“Sebagai negara middle power, Indonesia memiliki posisi strategis yang memungkinkan untuk memberikan masukan yang konstruktif dan membangun kerja sama dengan berbagai negara, termasuk dengan AS. Dengan tegas, kita harus memperkuat daya tawar Indonesia di tingkat global,” ujar Imron. Dia menambahkan bahwa meskipun politik luar negeri Amerika akan sangat dipengaruhi oleh pembelahan domestik pasca terpilihnya Trump, Indonesia dapat memanfaatkan momen ini untuk memperkuat posisinya di forum internasional.
Imron juga melihat terpilihnya Trump sebagai peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam penyelesaian berbagai masalah global, seperti konflik di Timur Tengah dan isu Palestina. Sebagai negara middle power, Indonesia dapat menjadi jembatan antara negara-negara besar dan kawasan-kawasan yang membutuhkan solusi diplomatik, mengingat fokus AS kemungkinan akan terbagi antara isu domestik dan internasional.
Sementara itu, aktivis demokrasi dan mantan anggota Dewan Kota di AS, Chris Komari, memberikan pandangan yang berbeda terkait dengan terpilihnya Trump. Komari mengingatkan bahwa Trump adalah sosok yang dikenal berani dan kontroversial dalam kebijakan luar negerinya. Ia mencatat, salah satu kebijakan yang paling kontroversial adalah perang dagang dengan China, yang menurutnya berdampak besar pada perdagangan internasional. Komari juga mengkhawatirkan kebijakan Trump yang mendukung penyerangan terhadap Iran serta kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konflik Palestina.
Chris juga menyarankan agar masyarakat internasional, termasuk Indonesia, tetap waspada terhadap kebijakan luar negeri Trump yang cenderung impulsif. Ia menambahkan bahwa meskipun Trump telah berkomitmen untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina, kekhawatiran tentang eskalasi ketegangan, terutama dengan China dan Iran, tetap ada.
Di sisi lain, meskipun banyak pihak yang khawatir tentang kebijakan Trump, Imron Cotan menegaskan bahwa Indonesia harus melihat terpilihnya Trump sebagai sebuah kesempatan untuk memperkuat posisi negara di panggung internasional. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota aktif di berbagai organisasi internasional, Indonesia memiliki potensi untuk memainkan peran yang lebih besar dalam berbagai forum diplomatik global.
Pada 7 November 2024, Donald Trump dipastikan memenangkan Pilpres AS 2024, dengan meraih 293 suara elektoral, melebihi batas yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan. Sementara lawannya, Kamala Harris, meraih 226 suara elektoral. Trump juga memperoleh lebih dari 50 persen suara pemilih, menunjukkan dukungan yang signifikan dari masyarakat AS. Dengan kemenangan ini, Trump akan melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden ke-47 AS.