Jember Pos – China dan Uni Eropa (UE) saat ini terus melanjutkan konsultasi intensif terkait rencana komitmen harga untuk mobil listrik (EV) asal China. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Perdagangan (MOC) China, He Yongqian, dalam konferensi pers pada Kamis (7/11). Pernyataan tersebut merupakan respons terhadap pertanyaan mengenai kebijakan tarif yang diberlakukan oleh UE terhadap kendaraan listrik buatan China.
Tim teknis dari Uni Eropa telah tiba di Beijing pada 2 November untuk memulai serangkaian pembicaraan lebih lanjut mengenai tarif dan harga EV. He Yongqian menegaskan bahwa konsultasi ini dilakukan dengan prinsip pragmatisme dan keseimbangan, yang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Pada 29 Oktober lalu, pihak UE mengumumkan penerapan tarif terhadap mobil listrik asal China. Mereka juga menyampaikan niat untuk terus melanjutkan diskusi tentang komitmen harga dalam rangka mencari solusi yang lebih jelas terkait isu tarif tersebut. Sebelumnya, pada 25 Oktober, Menteri Perdagangan China Wang Wentao dan Wakil Presiden Eksekutif Uni Eropa, yang juga menjabat Komisaris Perdagangan Komisi Eropa, Valdis Dombrovskis, mengadakan pembicaraan melalui video konferensi. Dalam kesempatan itu, kedua belah pihak menegaskan kembali komitmen politik mereka untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog yang konstruktif.
Selain itu, kedua pihak sepakat untuk menjadikan komitmen harga sebagai solusi untuk menangani kasus antisubsidi yang melibatkan EV buatan China, yang merupakan bagian dari perdebatan yang lebih luas tentang kebijakan perdagangan internasional dan persaingan global. Komitmen harga ini dimaksudkan untuk mengatasi kekhawatiran di Eropa terkait potensi praktik dumping atau subsidi yang diberikan oleh pemerintah China kepada produsen mobil listrik mereka.
Kedua belah pihak berharap bahwa melalui konsultasi yang berkelanjutan ini, mereka dapat mencapai kesepakatan yang akan meredakan ketegangan perdagangan dan memberikan kejelasan bagi industri kendaraan listrik global. Pasalnya, mobil listrik yang diproduksi di China semakin mendominasi pasar Eropa, sehingga UE merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi industri dalam negerinya, sementara China berharap agar pembicaraan ini dapat menciptakan peluang yang saling menguntungkan tanpa menghambat ekspor EV mereka.
Konsultasi ini diperkirakan akan terus berlangsung dalam beberapa bulan mendatang, dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dalam menghadapi tantangan perdagangan internasional yang semakin kompleks.